Thursday, 29 October 2015

Cerpen (Biarlah Kusimpannya)

Sahabat blogger dimanapun anda berada semoga kita selalu dalam keadaan sehat dan selalu bersama dengan ketenangan hati. Dimalam ini saya hanya akan merajut sedikit kata tentang ungkapan hati yang telah lama terpendam. Setiap orang pasti punya perasaan dan rasa, hanya saja tak setiap orang terlalu menggunakan perasaan itu dalam hidupnya. Dan ketika mereka terlalu mengggunakan perasaan itu mungkin saja dia akan terjebak dalam perasaannya sendiri. Sebenarnya bukan orang lain yang membuatmu terluka tapi persaanmu sendiri yang membuatmu terluka karena engkau terlalu menggunakan persaanmu dalam hidup dan tanpa kau sadari kau telah terlena dalam perasaan itu.


BIARLAH KUSIMPANNYA
Setiap kata yang pernah kau ucap sewaktu dulu masih kuingat jelas dalam angan ini. Kau pernah berjanji padaku kau tak akan meninggalkanku dalam keadaan apapun, kau akan selalu bersamaku dan menjaga hubungan ini dengan baik. Entah karena apa kita dulu dapat dekat hingga rasa ini tumbuh dengan sendirinya tanpa kusadari. Tapi kini kau pergi dan menjauh dariku tanpa alsan yang pasti. Semua tentang kita dulu masih tertinggal disini, disetiap hembusan nafas ini. Mengapa kau harus berjanji jika kau hanya mengingkarinya. Dan jika engkau datang kembali akan kutanyakan janji yang pernah kau ucap sewaktu dulu. Apakah engkau akan mengingat akan janji itu atau tidak, janji yang selama ini masih kugenggam bersama dengan segala kenangan dan kebahagiaan semu yang pernah kita lewati dulu. Janji itu masih kuingat jelas bahwa kau tak akan pernah melupakanku walau raga ini tak dapat bersama lagi.
Begitu banyak persimpangan yang harus kita pilih dan jalan yang berbeda. Saat dimana kita bersama, disaat kita masih hidup dalam jalan yang sama tapi saat-saat itu kini telah hilang entah kemana. Aku masih mengingat akan masa-masa yang pernah kita lewati tapi mungkinkah kau juga masih mengingat akan masa-masa itu ataukah kau sudah melupakan semuanya karena jalan yang kau tempuh sekarang ini. Sekarang sulit tukku berjumpa denganmu lagi karena begitu banyak kegiatan yang harus kita selesaikan masing-masing. Aku hanya bisa membayangkan wajahmu yang selalu ada dalam ingatan memori ini. Masih kuingat jelas parasmu dan senyum yang selalu menghiasi wajahmu.
Sempat kudengar kabar tentang dirimu bahwa kau telah mendapatkan sebagian dari impianmu yang pernah kau impikan selama ini. Impian yang sangat berharga dan berarti dalam hidupmu itu. Melalui selembar kertas kuucapkan selamat untukmu atas segala impian yang kau dapat selama ini dan semoga segala keinginan yang kau cita-citakan selama ini akan tercapai sepenuhnya. Bertahun-tahun kita berpisah tapi masih saja bayangmu meracuni fikiran ini. Ingin sekali kucoba melupakan segala kenangan-kenangan yang pernah kita lewati bersama tapi tak semudah yang kubayangkan, persaan ini tak dapat berbohong akan rasa itu. Walau raga ini terus berjalan dan melewati banyak persimpangan tetapi jiwa ini masih tertinggal dimasa lalu, masa-masa kita bersama. Semenjak kita berpisah, aku terlena dalam dimensi yang tak pernah kuketahui ini.
Aku masih merasakan kebahagiaan yang sempat menghampiri dalam hidup ini walau kutahu itu hanyalah kebahagiaan semu. Ingin aku bangkit dan pergi dari dimensi yang tak pernah kuketahui ini. Bukan maksud aku untuk mencoba melupakanmu tapi aku tak mau terjerat akan kegelapan hati yang masih menyelimutiku. Begitu gelap dan suram tak ada cahaya yang meneranginya lagi. Sinar itu telah redup semenjak kau pergi dariku. Aku tak ingin lagi berjalan dalam kebimbangan ini, aku ingin bangkit dan melakukan hal-hal yang pernah kuimpikan sebelumnya. Aku ingin berjalan untuk masa depanku yang masih menanti diujung harapan dan aku akan berusaha untuk tidak mengingat masa laluku yang telah menghancurkanku dan hanya memberi kebahagiaan semu untukku. Disaat aku mulai berjuang untuk hidupku dan mengejar segala impianku namun mengapa bayangmu selalu datang dan menghancurkan semuanya.
Seperti malam-malam sebelumnya, dimalam ini diatas kebimbangan dan kebingungan bersama hati yang ragu dengan sebuah rasa. Aku hanya terdiam dan merenung berteman dengan alunan musik yang aku dengar saat ini. Aku selalu memikirkannya, ada apa denganku? Terlalu bodohkah diri ini? Memikirkan seseorang yang belum tentu memikirkanku. Aku sangat sayang dan menyayanginya semenjak pertama kali aku menatapnya. Jika engkau memang harus pergi dariku, lantas mengapa Tuhan harus mempertemukan kita. Tidaklah mungkin engkau yang aku sayang pergi jauh dari hidupku. Terkadang selalu kutanyakan semua yang telah terjadi, apakah ini mimpi atau tidak. Tapi pada kenyataannya ini memanglah terjadi engkau pergi dariku. Aku tahu kau telah melukai perasaan ini, tapi mengapa aku masih saja menyayangimu dan mengharapkan hadirmu.
Aku bukanlah penulis, aku bukanlah penyair, tapi aku hanya berusaha ungkapkan semua rasa yang selalu menghantuiku. Tak ada tempat tukku mengadu selain dengan kata-kata yang kurajut tentang dirimu dan dengan doa-doa yang aku panjatkan kepada Tuhan untuk dirimu. Tangan ini masih saja belum terhenti tuk rajutkan kata tentangmu. Ku tak tahu apa yang aku rasa, seakan logikaku mati. Aku hanya mengikuti rasa ini untuk merajut kata untukmu. Tak habis-habis jika harus kutulis semua yang telah aku rasakan. Mungkin aku harus berusaha melawan semua rasa yang sangat membingungkan ini.
Hingga suatu ketika aku sempat ingin menyerah dan mencoba untuk terhenti dijalan ini. Dijalan yang penuh dengan penderitaan dan penyesalan yang teramat dalam. Dan disaat aku berada dipuncak kesedihan ini datanglah sang malaikat pencerah yang berikan sinarnya untuk hidupku. Dia mencoba membantuku untuk bangkit dari lubang keterpurukan yang bertahun-tahun ini kutempati. Dia menuntunku untuk berjalan dalam cahaya kehidupan dan membantuku untuk melupakan gelapnya hidup dalam masa laluku. Akhirnya akupun bangkit dan melakukan perjalanan yang sempat tertunda selama ini. Walau jika aku harus jujur aku tak dapat melupakanmu sepenuhnya dan biarlah kusimpan semunya. Tapi aku akan tetap berusaha untuk  menata rapih segala kenanganku dengan dirinya dalam peti sejarah yang akan terkubur dengan berjalannya waktu.

Okay cukup sekian postingan saya untuk kali ini. Semoga kita dapat menjaga persaan kita dan tak terlena dalam dimensi cinta. Dan satu lagi yang harus kalian ingat, janganlah mudah mengucapkan janji kepada seseorang jika engkau tak dapat menepati janji tersebut.

No comments: