BIARLAH
KUSIMPANNYA
Setiap kata yang pernah
kau ucap sewaktu dulu masih kuingat jelas dalam angan ini. Kau pernah berjanji
padaku kau tak akan meninggalkanku dalam keadaan apapun, kau akan selalu
bersamaku dan menjaga hubungan ini dengan baik. Entah karena apa kita dulu
dapat dekat hingga rasa ini tumbuh dengan sendirinya tanpa kusadari. Tapi kini
kau pergi dan menjauh dariku tanpa alsan yang pasti. Semua tentang kita dulu
masih tertinggal disini, disetiap hembusan nafas ini. Mengapa kau harus berjanji
jika kau hanya mengingkarinya. Dan jika engkau datang kembali akan kutanyakan
janji yang pernah kau ucap sewaktu dulu. Apakah engkau akan mengingat akan
janji itu atau tidak, janji yang selama ini masih kugenggam bersama dengan
segala kenangan dan kebahagiaan semu yang pernah kita lewati dulu. Janji itu
masih kuingat jelas bahwa kau tak akan pernah melupakanku walau raga ini tak
dapat bersama lagi.
Begitu banyak
persimpangan yang harus kita pilih dan jalan yang berbeda. Saat dimana kita
bersama, disaat kita masih hidup dalam jalan yang sama tapi saat-saat itu kini
telah hilang entah kemana. Aku masih mengingat akan masa-masa yang pernah kita
lewati tapi mungkinkah kau juga masih mengingat akan masa-masa itu ataukah kau
sudah melupakan semuanya karena jalan yang kau tempuh sekarang ini. Sekarang
sulit tukku berjumpa denganmu lagi karena begitu banyak kegiatan yang harus
kita selesaikan masing-masing. Aku hanya bisa membayangkan wajahmu yang selalu
ada dalam ingatan memori ini. Masih kuingat jelas parasmu dan senyum yang
selalu menghiasi wajahmu.
Sempat kudengar kabar
tentang dirimu bahwa kau telah mendapatkan sebagian dari impianmu yang pernah
kau impikan selama ini. Impian yang sangat berharga dan berarti dalam hidupmu
itu. Melalui selembar kertas kuucapkan selamat untukmu atas segala impian yang
kau dapat selama ini dan semoga segala keinginan yang kau cita-citakan selama
ini akan tercapai sepenuhnya. Bertahun-tahun kita berpisah tapi masih saja
bayangmu meracuni fikiran ini. Ingin sekali kucoba melupakan segala
kenangan-kenangan yang pernah kita lewati bersama tapi tak semudah yang
kubayangkan, persaan ini tak dapat berbohong akan rasa itu. Walau raga ini
terus berjalan dan melewati banyak persimpangan tetapi jiwa ini masih
tertinggal dimasa lalu, masa-masa kita bersama. Semenjak kita berpisah, aku
terlena dalam dimensi yang tak pernah kuketahui ini.
Aku masih merasakan
kebahagiaan yang sempat menghampiri dalam hidup ini walau kutahu itu hanyalah
kebahagiaan semu. Ingin aku bangkit dan pergi dari dimensi yang tak pernah
kuketahui ini. Bukan maksud aku untuk mencoba melupakanmu tapi aku tak mau
terjerat akan kegelapan hati yang masih menyelimutiku. Begitu gelap dan suram
tak ada cahaya yang meneranginya lagi. Sinar itu telah redup semenjak kau pergi
dariku. Aku tak ingin lagi berjalan dalam kebimbangan ini, aku ingin bangkit
dan melakukan hal-hal yang pernah kuimpikan sebelumnya. Aku ingin berjalan
untuk masa depanku yang masih menanti diujung harapan dan aku akan berusaha
untuk tidak mengingat masa laluku yang telah menghancurkanku dan hanya memberi
kebahagiaan semu untukku. Disaat aku mulai berjuang untuk hidupku dan mengejar
segala impianku namun mengapa bayangmu selalu datang dan menghancurkan
semuanya.
Seperti malam-malam
sebelumnya, dimalam ini diatas kebimbangan dan kebingungan bersama hati yang
ragu dengan sebuah rasa. Aku hanya terdiam dan merenung berteman dengan alunan
musik yang aku dengar saat ini. Aku selalu memikirkannya, ada apa denganku?
Terlalu bodohkah diri ini? Memikirkan seseorang yang belum tentu memikirkanku.
Aku sangat sayang dan menyayanginya semenjak pertama kali aku menatapnya. Jika
engkau memang harus pergi dariku, lantas mengapa Tuhan harus mempertemukan
kita. Tidaklah mungkin engkau yang aku sayang pergi jauh dari hidupku.
Terkadang selalu kutanyakan semua yang telah terjadi, apakah ini mimpi atau
tidak. Tapi pada kenyataannya ini memanglah terjadi engkau pergi dariku. Aku
tahu kau telah melukai perasaan ini, tapi mengapa aku masih saja menyayangimu
dan mengharapkan hadirmu.
Aku bukanlah penulis,
aku bukanlah penyair, tapi aku hanya berusaha ungkapkan semua rasa yang selalu
menghantuiku. Tak ada tempat tukku mengadu selain dengan kata-kata yang kurajut
tentang dirimu dan dengan doa-doa yang aku panjatkan kepada Tuhan untuk dirimu.
Tangan ini masih saja belum terhenti tuk rajutkan kata tentangmu. Ku tak tahu
apa yang aku rasa, seakan logikaku mati. Aku hanya mengikuti rasa ini untuk
merajut kata untukmu. Tak habis-habis jika harus kutulis semua yang telah aku
rasakan. Mungkin aku harus berusaha melawan semua rasa yang sangat
membingungkan ini.
Hingga suatu ketika aku
sempat ingin menyerah dan mencoba untuk terhenti dijalan ini. Dijalan yang
penuh dengan penderitaan dan penyesalan yang teramat dalam. Dan disaat aku
berada dipuncak kesedihan ini datanglah sang malaikat pencerah yang berikan
sinarnya untuk hidupku. Dia mencoba membantuku untuk bangkit dari lubang
keterpurukan yang bertahun-tahun ini kutempati. Dia menuntunku untuk berjalan
dalam cahaya kehidupan dan membantuku untuk melupakan gelapnya hidup dalam masa
laluku. Akhirnya akupun bangkit dan melakukan perjalanan yang sempat tertunda
selama ini. Walau jika aku harus jujur aku tak dapat melupakanmu sepenuhnya dan
biarlah kusimpan semunya. Tapi aku akan tetap berusaha untuk menata rapih segala kenanganku dengan dirinya
dalam peti sejarah yang akan terkubur dengan berjalannya waktu.
Okay cukup sekian postingan saya untuk kali ini. Semoga kita dapat menjaga persaan kita dan tak terlena dalam dimensi cinta. Dan satu lagi yang harus kalian ingat, janganlah mudah mengucapkan janji kepada seseorang jika engkau tak dapat menepati janji tersebut.
No comments:
Post a Comment