Selamat sore sobat
blogger dan salam rahayu untuk kita semua. Udah cukup lama ya, saya tidak
mempostingkan karya-karya saya lagi? Nah, mumpung ada kesempatan saya akan
mempostingkan sedikit cerpen yang iseng-iseng saya buat ketika sendiri di
sekolah. Walaupun iseng-iseng semoga sobat semua menikmatinya.
Mimpi
dibalik awan
Sembari
menatap langit dengan segumpal awan biru yang masih ada diatas bumi ini dan
menghiasi bumi ini dengan berbagai macam bentuk yang serupa dengan benda
aslinya. Sang awan biru menemaniku saat aku akan merakit sajak-sajak kata. Kutatap
awan biru menyilaukan, ada apa dengannya? Seperti bermetamorfosa akan seseorang
dengan wajah samar yang sama sekali belum pernah kutatap sebelumnya. Yang aku
tau sosok itu juga yang selalu hadir dalam mimpiku dengan wajah yang kilauan
cahaya. Mimpi dimana aku menikmati masa indahku yang membawaku kesebuah tempat
yang tak pernah kukunjungi di alam sadarku. Dan mimpi itu membawaku merajut
cerita ini
Terlihat
sejengkal bayangan jingga kala kulihat fajar dihari ini. Sinar jingga yang ia
bawa tuk terangi bumi ini dan agar aku dapat melangkah di buminya Tuhan. Setiap
pagi aku harus belajar di istana ilmuku yaitu di SMAN 1 Wirosari. Kenalin aku
Widya seorang siswi dari salah satu sekolah yang aku banggakan. Sekolah yang
membuatku jauh berbeda dari perjalananku diluar sana. Disini di sekolah ini,
tempat aku belajar, mencari ilmu, dan mengais pengalaman demi pengalaman yang
kudapatkan disini. Jika kau pandang
sekolahku dari letaknya, memang sekolahku ini adalah sekolah desa tapi
janganlah kau pandang istana ilmuku ini dari jarak, ruang, ataupun
waktu.Tataplah dan pahamilah sekolahku ini dari segala potensi-potensi yang ada
didalamnya. Berbagai pilihan ekskul akan
ditawarkan disini, dan akupun tertarik dengan ekskul Jurnalistik. Mengapa?
Karena dari sinilah karya-karyaku ternilai. Mungkin menjadi seorang Jurnalis
bukanlah impianku tapi disanalah ku dapat salurkan karya-karya seni ataupun
rangkaian-rangkaian kata disana. Melalui tangan ini, terciptalah suatu karya
yang aku ciptakan tulus dari dalam lubuk jiwa dan dari berbagai pengalaman dan
persimpangan yang sempat aku lalui.
Suatu
ketika, saat kaki ini menapaki jalan menuju arah sekolah tiba-tiba saja sebuah
bus menabrakku dari belakang. Sungguh kejadian itu sangatlah cepat layaknya
kilatan cahaya menuju langit ketujuh. Selama tiga hari raga ini terbaring
disebuah tempat tidur dan jiwa ini melayang disuatu alam yang tak pernah aku
ketahui. Alam apa ini? Tak seseorang pun yang menemaniku disini, kuberlari
kesana-kemari dan akhirnya aku melihat seseorang berbaju putih dengan sinar
cahaya yang ia pancarkan dari parasnya itu. Siapa orang itu, mengapa dia ada
disini seorang diri? Entah itu masih misteri bagiku. Yang aku tau dia
melantunkan sebuah syair yang begitu indah, sungguh sebuah rajutan-rajutan kata
yang begitu indah hingga menggetarkan hati dan jiwa ini. Lantas akupun
mendekati orang tersebut tapi tiba-tiba saja dia menghilang ditelan sinar
cahaya yang menyelimuti dirinya. Sontak aku bangun dari komaku dan meninggalkan
alam yang memberiku satu pengalaman berharga dan mungkin aku akan kembali ke
alam itu, jika Tuhan menghendakinya.
Setelah
aku bangun ada yang aneh dengan tangan kananku. Tanganku sangat sakit dan sulit
sekali tukku menggerakkannya. Sedih rasanya, ternyata tanganku mengalami patah
tulang. Aku takut jika tangan ini tak dapat bergerak untuk selamanya karena
mungkin jika itu terjadi maka seluruh angan dan impianku untuk menjadi seorang
seniman akan pudar. Disaat inilah aku mengingat akan kuasa Tuhan, dan berserah
diri kepadanya karena aku baru tersadar bahwa segala sesuatu yang aku miliki
sekarang ini pasti akan kembali padanya. Selama beberapa bulan rutinitasku
serasa ada batasan karena aku tak dapat berkarya lagi disekolah, tak dapat
menghiasi mading. Tapi ternyata Tuhan masih sayang padaku karena setelah
beberapa bulan aku berada dalam kondisi terpuruk akhirnya Tuhan memberikan
keajaiban padaku.
Selama
3 tahun telah tercurahkan karya-karyaku di SMAN 1 Wirosari. Kini dengan
bergulirnya waktu membuatku menjadi tumbuh dewasa dengan satu kemahiranku dalam
marajut syair-syairdalam rinai kehidupan. Hal ini mengingatkanku dengan
kejadian beberapa tahun yang lalu saat aku menemukan sosok manusia dalam
gumpalan awan dan dalam perjalananku disebuah alam yang tak pernah kutemui
lagi. Dan kini semua terjawab sudah, ternyata sosok itu adalah aku, saku yang
berada dimasa depan sekarang ini. Mungkin ini kehendaknya dengan rintangan yang
pernah dia berikan padaku, tapi apakah alam itu sebenarnya dan dimana kuharus
mencari jalan untuk sampai di alam itu lagi?
***
Mungkin cukup sekian cerpen dari saya dan sampai bertemu
dengan karya-karya saya selanjutnya.
No comments:
Post a Comment