Tuesday, 1 December 2015

Cerpen (Mimpi Dbalik Awan)

Selamat sore sobat blogger dan salam rahayu untuk kita semua. Udah cukup lama ya, saya tidak mempostingkan karya-karya saya lagi? Nah, mumpung ada kesempatan saya akan mempostingkan sedikit cerpen yang iseng-iseng saya buat ketika sendiri di sekolah. Walaupun iseng-iseng semoga sobat semua menikmatinya.


Mimpi dibalik awan
Sembari menatap langit dengan segumpal awan biru yang masih ada diatas bumi ini dan menghiasi bumi ini dengan berbagai macam bentuk yang serupa dengan benda aslinya. Sang awan biru menemaniku saat aku akan merakit sajak-sajak kata. Kutatap awan biru menyilaukan, ada apa dengannya? Seperti bermetamorfosa akan seseorang dengan wajah samar yang sama sekali belum pernah kutatap sebelumnya. Yang aku tau sosok itu juga yang selalu hadir dalam mimpiku dengan wajah yang kilauan cahaya. Mimpi dimana aku menikmati masa indahku yang membawaku kesebuah tempat yang tak pernah kukunjungi di alam sadarku. Dan mimpi itu membawaku merajut cerita ini
Terlihat sejengkal bayangan jingga kala kulihat fajar dihari ini. Sinar jingga yang ia bawa tuk terangi bumi ini dan agar aku dapat melangkah di buminya Tuhan. Setiap pagi aku harus belajar di istana ilmuku yaitu di SMAN 1 Wirosari. Kenalin aku Widya seorang siswi dari salah satu sekolah yang aku banggakan. Sekolah yang membuatku jauh berbeda dari perjalananku diluar sana. Disini di sekolah ini, tempat aku belajar, mencari ilmu, dan mengais pengalaman demi pengalaman yang kudapatkan disini.  Jika kau pandang sekolahku dari letaknya, memang sekolahku ini adalah sekolah desa tapi janganlah kau pandang istana ilmuku ini dari jarak, ruang, ataupun waktu.Tataplah dan pahamilah sekolahku ini dari segala potensi-potensi yang ada didalamnya.  Berbagai pilihan ekskul akan ditawarkan disini, dan akupun tertarik dengan ekskul Jurnalistik. Mengapa? Karena dari sinilah karya-karyaku ternilai. Mungkin menjadi seorang Jurnalis bukanlah impianku tapi disanalah ku dapat salurkan karya-karya seni ataupun rangkaian-rangkaian kata disana. Melalui tangan ini, terciptalah suatu karya yang aku ciptakan tulus dari dalam lubuk jiwa dan dari berbagai pengalaman dan persimpangan  yang sempat aku lalui.
Suatu ketika, saat kaki ini menapaki jalan menuju arah sekolah tiba-tiba saja sebuah bus menabrakku dari belakang. Sungguh kejadian itu sangatlah cepat layaknya kilatan cahaya menuju langit ketujuh. Selama tiga hari raga ini terbaring disebuah tempat tidur dan jiwa ini melayang disuatu alam yang tak pernah aku ketahui. Alam apa ini? Tak seseorang pun yang menemaniku disini, kuberlari kesana-kemari dan akhirnya aku melihat seseorang berbaju putih dengan sinar cahaya yang ia pancarkan dari parasnya itu. Siapa orang itu, mengapa dia ada disini seorang diri? Entah itu masih misteri bagiku. Yang aku tau dia melantunkan sebuah syair yang begitu indah, sungguh sebuah rajutan-rajutan kata yang begitu indah hingga menggetarkan hati dan jiwa ini. Lantas akupun mendekati orang tersebut tapi tiba-tiba saja dia menghilang ditelan sinar cahaya yang menyelimuti dirinya. Sontak aku bangun dari komaku dan meninggalkan alam yang memberiku satu pengalaman berharga dan mungkin aku akan kembali ke alam itu, jika Tuhan menghendakinya.
Setelah aku bangun ada yang aneh dengan tangan kananku. Tanganku sangat sakit dan sulit sekali tukku menggerakkannya. Sedih rasanya, ternyata tanganku mengalami patah tulang. Aku takut jika tangan ini tak dapat bergerak untuk selamanya karena mungkin jika itu terjadi maka seluruh angan dan impianku untuk menjadi seorang seniman akan pudar. Disaat inilah aku mengingat akan kuasa Tuhan, dan berserah diri kepadanya karena aku baru tersadar bahwa segala sesuatu yang aku miliki sekarang ini pasti akan kembali padanya. Selama beberapa bulan rutinitasku serasa ada batasan karena aku tak dapat berkarya lagi disekolah, tak dapat menghiasi mading. Tapi ternyata Tuhan masih sayang padaku karena setelah beberapa bulan aku berada dalam kondisi terpuruk akhirnya Tuhan memberikan keajaiban padaku.

Selama 3 tahun telah tercurahkan karya-karyaku di SMAN 1 Wirosari. Kini dengan bergulirnya waktu membuatku menjadi tumbuh dewasa dengan satu kemahiranku dalam marajut syair-syairdalam rinai kehidupan. Hal ini mengingatkanku dengan kejadian beberapa tahun yang lalu saat aku menemukan sosok manusia dalam gumpalan awan dan dalam perjalananku disebuah alam yang tak pernah kutemui lagi. Dan kini semua terjawab sudah, ternyata sosok itu adalah aku, saku yang berada dimasa depan sekarang ini. Mungkin ini kehendaknya dengan rintangan yang pernah dia berikan padaku, tapi apakah alam itu sebenarnya dan dimana kuharus mencari jalan untuk sampai di alam itu lagi?
***
Mungkin cukup sekian cerpen dari saya dan sampai bertemu dengan karya-karya saya selanjutnya.

No comments: