Saturday 27 February 2016

Senyum Sang Sahabat, Part 2 ( Cerbung )

Selamat malam semua. Okay tanpa panjang lebar saya akan melanjutkan gimana kelanjutan dari cerita “Senyum Sang Sahabat” Ingat ini Bagian 2 dan saya harap sobat-sobat tetap menyimak untuk kelanjutan-kelanjutannya.

***
Sejak kejadian ulang tahunku beberapa bulan yang lalu kini aku dan Reza telah duduk dibangku kelas 3 SMA. Waktu dimana kita harus lebih giat belajar untuk ujian kelulusan sekolah nanti. Seperti biasanya hari-hariku aku untuk sekolah dan sekolah. Tapi seperti kabar yang aku dengar sebelumnya dihari ini akan ada siswa baru yang akan belajar satu kelas dengan aku.
Tett…tettt…Teett
Bel untuk masuk kelas telah berbunyi. Aku dan teman-teman bergegas untuk duduk ditempat kami masing-masing. Setelah semuanya duduk aku mendengar langkah kaki dari luar kelas dan sepertinya itu adalah guru yang akan menuangkan ilmunya untuk kami, untuk kami para generasi muda. Dia pun masuk ke kelas dengan seorang gadis yang ada dibelakangnya dan ternyata itu adalah siswa baru dari Jerman. Pak guru langsung menyuruh gadis tersebut untuk memperkenalkan kami.
“ Selamat pagi teman-teman. Kenalin aku Keysa dari Jerman tapi sebelumnya aku juga pernah tinggal di Indonesia selama beberapa tahun. Semoga aku dapat berteman dengan baik dengan kalian semua.”
“ Salam kenal Keysa semoga kamu betah dengan kelas ini.” salah satu temanku menjawab.
“ Iya salam kenal juga.”
Itulah sedikit perkenalan dari Keysa kepada kami. Setelah itu Pak guru pun langsung menyuruhnya untuk duduk dibangku yang kosong. Lalu diapun duduk dibelakangku yang kebetulan  kosong.
“ Hey” sapaan Keysa untukku ketika aku melihatnya dibelakang.
“ Hey key. Salam kenal aku Rena”
“ Okay Rena salam kenal juga. Semoga kita dapat berteman dengan baik.”
“ Itu pasti. Kamu kan orang Jerman kok bisa bahasa Indonesia dengan lancar.”
“ Bukannya aku sudah bilang kalau aku pernah tinggal di Indonesia.”
“ Ohh iya. Maaf aku tadi nggak terlalu merhatiin kamu. Emang berapa lama kamu pernah tinggal di Indonesia?”
“ Sekitar 5 tahun. Dulu waktu SMP aku juga masih tinggal di Indonesia kok, cuma setelah lulus SMP aku tinggal di Jerman dan sekarang kembali lagi ke Indonesia.”
“ Oh gitu, pantes aja cara kamu bicara sudah sangat lancar. Yaudah kita lanjutin ngobrolnya nanti setelah pulang sekolah.”
“ Okay.”                                                    
Setelah sedikit pembicaraanku dengan Keysa, akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan pembicaraan kita sepulang sekolah karena sekarang waktunya untuk belajar.
Setelah beberapa jam kuhabiskan waktuku untuk untuk belajar akhirnya jam pulang sekolah telah tiba. Seperati biasanya kali ini Reza menghampiriku dan mengajakku untuk pergi ketaman. Dan dengan senang hati aku pun menerima ajakan Reza karena itu adalah rutinitas kami berdua. Kitapun segera pergi ketaman dan menuju ketempat yang sering kita tempati ditaman tersebut yaitu dibawah pepohonan yang rindang. Sesampainya kita ditempat tersebut aku melihat ada orang lain yang ada disana, padahal sebelumnya tak pernah ada orang lain disana selain kita berdua. Akhirnya kita mendekati wanita itu dan ternyata itu adalah Keysa teman baruku. Tanpa kuduga Reza langsung menyapa Keysa dengan senyum diwajahnya.
“ Hay Keysa, apa kabar?”
“ Aku baik-baik saja. Gimana dengan kamu?”
“ Aku disini juga baik kok. Aku nggak nyangka kita dapat bertemu lagi.”
“ Iya akupun sama.”
“ Kalian sudah saling kenal?” dengan penasaran akupun memotong pembicaraan mereka berdua.
“ Iya Ren kita sudah saling kenal. Keysa ini adalah teman SMPku dulu.” jawab Reza.
“ Benarkah?”
“ Iya itu benar Ren. Kita dulu berteman cukup dekat sewaktu SMP, tapi semenjak aku pergi ke Jerman kita nggak pernah komunikasi lagi.” jawab Keysa.
“ Jadi?” tanyaku
“ Jadi sekarang dua sahabatku telah bersamaku lagi. Sekarang semuanya terasa lengkap kita dapat berkumpul lagi.” jawab Reza dengan sangat gembira.
“ Wahh jadi rame nih. Sekarang kita jadi bertiga dong. Gimana Key, kamu boleh gabung dengan kita disini kok.”
“ Sungguh? Sebenarnya aku cuma menikmati suasana dan udara segar disini karena dari kejauhantu  kulihat tempat ini sangatlah indah.”
“ Iya key, tempat ini bisa dikatakan tempat aku dan Rena karena masa-masa SMA kita banyak kita habiskan disini.”
“ Baiklah, aku juga suka dengan tempat ini dan aku juga senang bisa bertemu dengan Reza teman lamaku dan dengan kamu Rena, kita baru saja kenal tapi kamu sudah sangat baik denganku. “
“ Santai aja Key, aku memang seperti ini.”
Setelah kejadihan itu, baru aku tahu ternyata Keysa adalah teman lama Reza. Sejak kehadiran Keysa dalam kehidupanku semuanya agak berbeda yang semula masa-masa SMAku banyak aku habiskan bersama dengan Reza, kini Keysa datang dan kita menjadi bertiga dengan kehadirannya. Tepat ditempat ini aku mulai persahabatan dengan Reza dan ditempat ini juga aku mempunyai teman baru yang baru saja aku kenal kita sudah saling akrab. Tempat ini sekarang semakin sejak kehadiran Keysa. Entah apa yang membuat kita begitu dekat dalam waktu yang secepat ini, mungkinkah karena Keysa sudah saling kenal dengna Reza sebelum aku mengenal Reza. Tapi aku hanya berfikir positif aja, yang aku tahu Keysa hanyalah teman lama Reza.
April 2009…
Waktu terus berjalan, kita tetap bersama. Seperti tahun-tahun sebelumnya aku masih ingat persis hari ini adalah hari ulang tahun Reza yang ke-17 yaitu 24 April 2009. Aku mungkin tak dapat merayakan ulang tahun Reza dengan pesta yang megah tapi setidaknya aku akan merayakan ulang tahunnya ditaman sekolah. Aku ingin dihari ulang tahunnya aku dapat membuatnya bahagia, lebih bahagia dibanding dengan hari-hari biasa. Sebuah kue ulang tahun yang telah aku persiapkan untuk Reza kini telah ada didepanku. Kini waktunya aku pergi kewtaman sekolah dan memberikan kejutan ulang tahun untuknya.
Dengan kegembiraan hati, aku berjalan menuju arah taman sekolah. Tempat yang begitu indah, tempat yang begitu hening dikala aku dan Reza bersama ditempat itu. Dalam waktu beberapa saat aku akan sampai ditempat itu sambil membawa kue ulang tahun yang akan kupersembahkan untuk Reza. Dari kejauhan aku mendengar beberapa suara orang ditaman itu. Baru kudengar suaranya saja dan belum tahu siapa yang ada disana. Kaki inipun tak berhenti dan terus melanjutkan langkahku untuk sampai ditempat yang sering aku kunjungi itu. Senyum yang ada diwajahku tiba-tiba saja pudar dan berubah dengan kesedihan ketika aku melihat Reza dan Keysa yang telah ada disana dan merayakan ulang tahun Reza. Ternyata aku terlambat, aku terlambat utuk merayakan ulang tahun bersama dengan Reza saja dan Keysa teman lama Reza ternyata lebih dahulu merayakannya. Entah mengapa aku merasa bersalah karena aku terlambat untuk merayakannya. Tapi aku tak boleh terlihat bersedih didepan Reza karena ku tak ingin membuatnya bersedih dihari ini yaitu hari ulang tahunnya. Dengan senyum palsuku akupun berjalan kearah mereka berdua sambil kuberikan kado dan kue ulang tahun untuknya.
“ Selamat ulang tahun sahabatku. Semoga kau selalu bahagia dan semoga Tuhan selalu memberkatimu. Maafkan aku jika aku tak menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun untukmu.”
“ Terimakasih Rena. Tak usahlah kau minta maaf padaku, walau kau tak dapat menjadi orang yang pertama mengatakan selamat untukku tapi kamu tetap sahabat terbaikku.”
“ Sahabat untuk selamanya.”
“ Iya. Sahabat selamanya.”
Setelah itu kita bertiga bersama-sama merayakan ulang tahun Reza ditaman ini. Aku merasa ada yang berbeda ditahun ini, tak seperti tahun-tahun sebelumnya sebelum Keysa datang dikehidupan kita. Dulu sebelum Keysa datang dalam kehidupan kita, aku selalu menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun untuk Reza setelah kita memutuskan untuk bersahabat. Tapi mengapa aku terlambat dengan Keysa, apakah Reza sangat berarti dalam hidup Keysa hingga dia lebih dulu dari padaku. Aku hanya berusaha untuk membuang fikiran-fikiran negative ini, mungkin aku yang kurang cepat saja.
Waktu yang selalu saja berjalan dan tak pernah berhenti selalu kugunakan untuk sebaik-baiknya. Semakin hari aku semakin merasa ada sedikit perubahan diantara kita. Aku sedikit merasa kehilangan Reza sejak kehadiran Keysa. Ada apa dengan aku? Bukankah hal seperti itu wajar karena memang hakikatnya sebuah ikatan persahabatan ataupun pertemanan tidak akan selalu monoton yaitu selalu bersama. Tapi mengapa seakan-akan aku sulit untuk menerimanya walaupun aku tau hubungan kita hanyalah sebatas sahabat dan tetap akan menjadi sahabat tidak lebih dari itu. Aku hanya tak ingin persahabatan ini ternoda ataupun tergores dengan hal-hal yang tak berarti dan aku akan menjaga hubungan persahabatan ini dengan sebaik-baiknya.
Dihari ini, hari dimana Aku dan Reza belajar bersama ditaman sekolah. Kita belajar untuk mempersiapkan diri mengahadapi Ujian Nasional nanti. Setelah kehadiran Keysa dikehidupan kita, kita lebih sering bertiga dan jarang untuk berdua. Tapi tidak dihari ini, hari ini hanya ada aku dan Reza ditaman karena Keysa ada acara lain dihari ini. Saat keheningan ditaman ini dan aku sedang serius untuk belajar, tiba-tiba Reza menghapus keheningan dengan pertanyaannya.
“ Ren kamu masih ingat nggak saat kita mengucapkan janji persahabatan ditempat ini?” tanyanya padaku.
“ Tentu saja aku masih mengingatnya dan aku tak akan melupakan kejadian itu.”
“ Apakah kamu nyaman dan bahagia bersamaku?”
“ Aku sangat nyaman dan bahagia bersamamu karena kamu juga hidupku serasa lebih berwarna. Kenapa kamu tiba-tiba tanya itu padaku?”
“ Aku hanya merindukan saat-saat kita berdua seperti ini tapi sekarang kita lebih sering bertiga.”
“ Kenapa? Bukankah jika ada Keysa tempat ini lebih ramai.”
“ Kamu memang benar jika ada Keysa tempat ini lebih ramai tapi sebenarnya aku rindu saat-saat kita berdua disini, hanya kita berdua.”
“ Maksud kamu?”
“ Aku suka dengan keheningan bukan keramaian. Ren, aku mau jujur sama kamu.”
“ Jujur? Memangnya ada apa? Bukankah selama ini kamu tak pernah berbohong padaku?”
“ Kamu salah Ren. Sebenarnya aku sayang sama kamu.”
“ Sayang sebagai seorang sahabat kan?”
“ Bukan.”
“ Lalu?”
“ Aku ingin hubungan kita lebih dari seorang sahabat.”
“ Tolong jangan bilang yang aneh-aneh. Apa kamu sudah lupa dengan ucapanmu bahwa kita akan bersahabat untuk selamanya?”
“ Itu dulu. Tapi dengan berjalannya waktu, kita semakin akrab bahkan kita sangat dekat dan itu juga yang membuat perasaan ini semakin tumbuh dan tumbuh. Aku tak dapat memendam perasaan ini lagi dan aku berharap kau mempunyai perasaan yang sama denganku.”
“ Maaf, aku minta maaf. Aku hanya ingin semua berjalan dengan apa adanya. Bukankah jalan kita masih panjang? Lalu, mengapa harus ada rasa yang membuat jalan ini seperti terhenti?”
“ Baiklah. Jika memang kau tak mencintaiku izinkan aku untuk menyimpannya dan mungkin suatu saat nanti akan kutanyakan ini padamu lagi. Bukan maksud aku  untuk membuat jalan ini seakan terhenti tapi aku hanya butuh kepastian sebelum kita berpisah setelah lulus SMA nanti.”
“ Aku tau itu. Tapi untuk saat ini aku belum bisa. Biarlah hubungan ini tetap dalam ikatan persahabatan dan jika memang waktunya telah tiba kau pasti akan tau semuanya. Untuk sekarang kita jalani semua apa adanya dulu.”
“ Okay. Aku akan berusaha menerimanya, jika memang ini adalah keputusanmu.”
“ Maaf, sekali lagi aku minta maaf.”
“ Santai aja.” Sambil tersenyum padaku walau aku tau dia menahan sedih dalam hatinya.
Ada apa ini? Kenapa semuanya jadi seperti ini. Ditempat yang sama dimana kita mengungkapkan janji persahabatan 3 tahun yang lalu dan ditempat ini juga dia mengungkapkan semua perasaan yang ia pendam selama ini. Bukan maksud aku untuk menolaknya tapi aku hanya tak ingin seakan jalanku terhenti karena perasaan itu. Aku bahkan belum memikirkan soal itu karena aku hanya ingin focus untuk menghadapai Ujian Nasional nanti. Aku tak ingin rasa itu, aku hanya ingin kita bersatu dalam ikatan persahabatan. Dengan berjalannya waktu mungkin kau akan mengerti apa yang aku lakukan sekarang ini demi kebaikan kita juga. Aku tak ingin persahabatan yang telah aku bangun dengannya selama ini terhenti begitu saja hanya karena persaan itu. Jika engkau bertanya padaku apakah aku sayang padamu atau tidak, lantas saja aku jawab aku juga menyayangimu tapi biarlah semua berjalan apa adanya.
***

Wow ternyata Reza menyukai Rena, seorang sahabat yang menyukai sahabatnya sendiri?. Gimana dengan hubungan mereka selanjutnya? Apakah mereka akan tetap menjadi seorang sahabat atau hubungan mereka akan berubah. Penasarankan? Tetap simak kelanjutan cerita berikutnya.

No comments: