Diantara langit dan bumi, diantara
utara dan selatan, diantara barat dan timur, dan diantara kaya dan miskin,
kupersembahkan sepucuk syair dunia untuk para pecinta jagat raya. Matahari tua
dengan kembangan senyum sinis dan senandung burung yang mengubah selera manis, aku
disini melihat dan mendengar, namun semua seperti kepalsuan yang tertawa diatas
kenistaan. Inilah sebuah ocehan penuh luka yang mungkin sedikit tak bermakna
pagi para pembacanya, namun jiwa ini hanya ingin berekspresi walau tak kenal
apa itu sajak puisi.
Lembar kehakiman
Datangmu tak kenal kata
Namun engkau selalu beri makna
Datangmu tak kenal dusta
Namun engkau tinggalkan luka
Desir dan embun telah menyatu
Menantikan datangmu kapan waktu
Aku yang
selalu merindu
Namun engkau
tak mau menyatu
Kau gagalkan semua mimpiku
Kau pula hancurkan surgaku
Kata orang engkau penuh warna
Tapi mana buktinya ?
Apa benar
ini takdir ?
Tolong katakan
padaku ?
Apa takdirku
harus terhenti karenamu ?
Hanya karena
selembar kertas yang membisu
Satu waktu bagai singasana
Saat engkau ada dalam genggaman
Namun semua waktu bagai penjara
Saat engkau tak kubawa
Aku
terkalahkan
Jiwa ini
tersisih
Apa benar
ini kehidupan ?
Mimpiku terombang
karena uang
No comments:
Post a Comment