* Jangan Hukum Aku, Sahabat *
Kemana tandukmu yang setia menghujamku ?
Kemana bara api yang rela membakarku ?
Kemana bisikanmu yang mampu menggodaku ?
Kemana hinaanmu yang akan membangkitkanku ?
Kemana ? Kemana ?
Ocehan
sadismu pun kan kutunggu
Kan kunanti
dalam setiap fajar menerbitkan mentari
Syair syahdu
nan elokpun tak mampu menandinginya
Bibirmu
bergejolak diatasnya
Melontarkan
setiap ocehan mengasuh makna
Jangan hukum aku…..
Jangan hukum aku, wahai sahabat
Apa kau tak ingat ?
Akan luka yang telah kau obati
Akan hari yang telah kita nanungi
Teras putih
berdinding kristal jadi saksi
Aksara hitam
diatas putih jadi misteri
Sensasi
dingin ditepi awan telah kita susuri
Satu waktu
berjuta detik mari kita lewati
Dan
langkahmu masih kuturuti
Kutahu….
Kutahu dengan sangat
Kau bukanlah satria berkuda nan perkasa
Bukan malaikat bersayap lebat
Bukan pula merpati putih pengantar surat
Karena
engkaulah sang sahabat
Memikul
tahta tanpa keparat
Dan sekarat
tak lagi bermartabat
Hingga
segelintir jiwa tak lagi menyayat
Saat kau
panggilku dengan sobat
Dan…
Kumohon dengan sangat
Jangan hukum aku bagai benalu tak bertuan
Bagai linangan tiada jalan
Untukmu sobatku tersayang
No comments:
Post a Comment