Monday, 19 September 2016

Jangan Hukum Aku, Sahabat (Puisi)

* Jangan Hukum Aku, Sahabat *

Kemana tandukmu yang setia menghujamku ?
Kemana bara api yang rela membakarku ?
Kemana bisikanmu yang mampu menggodaku ?
Kemana hinaanmu yang akan membangkitkanku ?
Kemana ? Kemana ?

            Ocehan sadismu pun kan kutunggu
            Kan kunanti dalam setiap fajar menerbitkan mentari
            Syair syahdu nan elokpun tak mampu menandinginya
            Bibirmu bergejolak diatasnya
            Melontarkan setiap ocehan mengasuh makna
Jangan hukum aku…..
Jangan hukum aku, wahai sahabat
Apa kau tak ingat ?
Akan luka yang telah kau obati
Akan hari yang telah kita nanungi
            Teras putih berdinding kristal jadi saksi
            Aksara hitam diatas putih jadi misteri
            Sensasi dingin ditepi awan telah kita susuri
            Satu waktu berjuta detik mari kita lewati
            Dan langkahmu masih kuturuti
Kutahu….
Kutahu dengan sangat
Kau bukanlah satria berkuda nan perkasa
Bukan malaikat bersayap lebat
Bukan pula merpati putih pengantar surat
            Karena engkaulah sang sahabat
            Memikul tahta tanpa keparat
            Dan sekarat tak lagi bermartabat
            Hingga segelintir jiwa tak lagi menyayat
            Saat kau panggilku dengan sobat
Dan…
Kumohon dengan sangat
Jangan hukum aku bagai benalu tak bertuan
Bagai linangan tiada jalan

Untukmu sobatku tersayang

No comments: