Hadirkan
Dia Dalam Duniaku
Pencarian
dalam satu persimpangan, pencarian jati diri salam satu masa depan. Sebuah
kehidupan yang mungkin dapat membuatku jauh lebih baik dan jauh lebih berati.
Setiap waktu yang telah kulewati telah membuatku lebih mengerti akan arti
kehidupan, kehidupan dimana suatu tempat dengan berbagai macam rintangan ada
disana. Sebuah kehidupan mungkin lebih berarti jika kita memahami akan suatu
kejadian yang pernah kita lewati dan dibalik itu semua pasti ada satu misteri
yang telah tergariskan oleh takdir kehidupan. Sedih ataupun bahagia pasti kita
alami, tanpa itu semua hidup akan terasa hampa karena kita tak akan dapat
belajar dari kehidupan. Kata-kata itu aku dapat dari suatu kejadian yang pernah
menghampiri di kehidupanku. Kenalin, namaku Keyla salah satu Mahasiswi di
Institut Seni Indonesia, salah satu Universitas tentang kesenian. Aku mengambil
fakultas seni lukis karena pada dasarnya itulah salah satu keahlianku yaitu
melukis.
Setiap hari bahkan setiap waktu aku jalani dengan berjuta
senyum yang aku pancarkan dari wajah ini, senyum yang mampu membuat mereka
disekitarku bahagia. Mereka menganggap akulah sang gadis senyuman, tanpa mereka
sadari bahwa ini hanyalah senyum palsu karena aku hanya ingin menghibur diriku
sendiri yang sebenarnya menyimpan kepedihan dalam jiwa ini. Mereka tak perlu
tau akan masalahku, akan sebuah trauma yang pernah aku alami. Pernah suatu
ketika trauma ini muncul ketika salah satu kawanku yang bernama Kevin berniat
untuk merayakan ulang tahunku disuatu pantai yang begitu indah, mungkin semua
orang akan merasa senang tapi tidak untukku. Ketika itu dia membawaku disebuah
pantai dengan mata tertutup. Saat penutup mata ini terbuka aku melihat
teman-temanku disana tapi apa yang terjadi? Aku langsung pergi meninggalkan
tempat itu. Dan keesokan harinya Kevin meminta maaf padaku dan menanyakan apa
yang sebenarnya terjadi.
“ Key, kenapa tadi
malem kamu pergi gitu aja? Apa yang sebenarnya terjadi?” Tanya Kevin.
“ Aku minta maaf tadi
melem pergi gitu aja. Sebenarnya aku trauma dengan uang namanya ulang tahun dan
pantai.”
“ Memangnya kenapa,
bukankah pantai dan hari ulang tahunmu adalah suatu tempat dan hari yang
indah?” Jawab Kevin dengan penuh keheranan,
“ Apa kamu lupa dengan
Alfa?”
“ Alfa? Bukankah itu
kekasihmu yang telah meninggal?”
“ Iya, dia memang
kekasihku yang telah meninggal tapi lebih tepatnya dia kini telah berada di
alam keabadian. Dulu dia meninggal tepat dihari ulang tahunku, ketika itu dia
jatuh dari kapal ketika kami merayakan ulang tahunku disebuah kapal yang berada
ditengah lautan. Itulah sebabnya aku benci dengan ulang tahun, hari dimana aku
kehilangan seorang kekasih yang aku cintai.”
“ Maafkan aku Keyla,
aku benar-benar lupa akan hal itu.”
“ Sudahlah lupakan
saja, mungkin memang aku yang terlalu berlebihan, aku belum bisa mengiklaskan
kepergiannya.”
“ Inilah hidup kawan,
terkadang kita memang tak dapat berbohong akan suatu perasaan dan aku yakin kau
adalah perempuan yang kuat buktinya kau selalu terseyum untuk menutupi semua
ini.”
“ Karena hanya itu yang
dapat aku lakukan sekarang ini.”
“ Aku kagum denganmu
kawan, berusalah melawan trauma itu karena tak selamanya kamu akan hidup atas
nama trauma.”
“ Makasih Kevin.”
“ Iya sama-sama.”
Setelah Kevin meminta maaf padaku, saat itu juga aku
mulai menyadari bahawa aku telah mengecewakan orang-orang disekitarku hanya
karena trauma ini. Tuhan, ada apa dengan diriku? Trauma ini tak bisa hilang
walau hanya sekejap saja. Aku telah kehilangan dan aku benci dengan hari itu,
hari ulang tahun yang seharusnya aku bahagia di hari itu tapi tidak untuk
sekarang. Maafkan aku kawan bukan aku tak menghargaimu atas semua perayaan yang
telah kau rancang hanya utukku tapi satu hal yang harus kalian tau tentang
sebuah trauma yang masih menyelimutiku. Tapi aku ingat dengan perkataan Kevin
bahwa aku harus melawan trauma ini dan sekarang waktunya untuk hari ini,
waktunya untuk pencarian jati diri yang sempat tertunda akan trauma ini.
Sejengkal cahaya jingga datang dari ufuk timur, datang
dengan penuh sinar untuk membangunkanku dari tidurku semalam. Bulan telah
berganti mentari, malam telah berlalu. Pagi-pagi sekali ku harus pergi ke kampus,
iya aku harus belajar tuk gapai angan dan impianku. Hari ini salah satu dosenku
memberikan tugas untuk kami, yaitu melukis sosok pahlawan di negeri ini,
negeriku Indonesia. Dosen memberiku waktu untuk menyelesaikannya selama satu
minggu.
Aku mulai menggoreskan pensil ini di atas kanvas putih
untuk membentuk sketsa. Garis demi garis ku gambar membentuk raut wajah ini.
Mata sipit, hidung mancung, alis tebal nampak terlihat. Garis-garis panjang ku
gambar membentuk rambut-rambut hitam di atas kepala sang pahlawan. Sungguh
indah kupandang. Tapi, siapa yang ku gambar ini? Pahlawan apa ini? Aku tak
mengenal pahlawan ini. Kupandang lagi dan lagi.
“Ya Tuhan!”
Apa-apaan
ini?! Kenapa harus muncul gambar ini? Kenapa? Kenapa aku harus menggambar ini?
Kenapa Ya Tuhan? Kenapa?! Kenapa wajah tampan milik Alfa yang harus ku gambar?
Kenapa muncul gambar Alfa di atas kanvas ku? Siapa yang menggambarnya? Kenapa
harus gambar Alfa yang aku gambar?
Aku
benar-benar tak menyangka akan sosok Alfa yang harus hadir dalam lukisanku ini.
Akhirnya aku mulai lelah dan berfikir untuk melanjutkan ini besok. Lalu akupun
beristirahat dan tidur untuk memulihkan tenagaku. Saat tubuh ini tidur dengan
raga yang telah lelah, jiwa ini pergi ke suatu alam dalam tidurku yaitu alam
mimpi. Disana aku bertemu dengan sosok yang pernah hadir dalam hidupku dulu
yaitu Alfa. Sungguh, aku sangat bahagia saat bertemu dengan dirinya tapi
mengapa mataku meneteskan air mata kerinduan kala kutatap matanya dan bibir ini
terbungkam tak dapat berkata apapun karena aku sangat merindukannya
kehadirannya. Disaat itu pula ia berkata padaku bahwa ia tak ingin melihatku
larut dalam kesedihan ini.
“
Kekasihku Keyla yang terhanyut dalam kesedihan hati, aku tak ingin melihatmu
bersedih karena kepergianku. Aku tau kau bukanlah wanita yang lemah dan rapuh,
kau adalah wanita yang kuat dan tak mudah putus asa. Keyla, ikhlaskan
kepergianku ini, aku telah bahagia disini, aku tak ingin melihatmu bersedih.
Kau harus berjuang demi masa depanmu, demi segala angan dan impian yang telah
kau inginkan selama ini. Bersemangatlah duhai kekasihku, cintaku akan selalu
singgah dihatimu.”
Lalu akupun terbangun
dan pergi dari alam mimpiku. Tuhan, mengapa kau hanya hadirkan Alfa dalam alam
mimpiku? Mengapa kau tak hadirkan dirinya dalam alam nyata ini?
No comments:
Post a Comment