Saturday 19 December 2015

Cerpen (Hadirkan Dia Dalam Duniaku)

Selamat hari libur para sobat blogger dan tentunya para pelajar yang sudah menunggu hari-hari ini. Okay, disiang hari ini saya akan mempostingkan sebuah cerpen yang berjudul "Hadirkan Dia Dalam Duniaku". Okay, saya tidak akan basa-basi lagi silakan menikmati ceritanya.


Hadirkan Dia Dalam Duniaku
Pencarian dalam satu persimpangan, pencarian jati diri salam satu masa depan. Sebuah kehidupan yang mungkin dapat membuatku jauh lebih baik dan jauh lebih berati. Setiap waktu yang telah kulewati telah membuatku lebih mengerti akan arti kehidupan, kehidupan dimana suatu tempat dengan berbagai macam rintangan ada disana. Sebuah kehidupan mungkin lebih berarti jika kita memahami akan suatu kejadian yang pernah kita lewati dan dibalik itu semua pasti ada satu misteri yang telah tergariskan oleh takdir kehidupan. Sedih ataupun bahagia pasti kita alami, tanpa itu semua hidup akan terasa hampa karena kita tak akan dapat belajar dari kehidupan. Kata-kata itu aku dapat dari suatu kejadian yang pernah menghampiri di kehidupanku. Kenalin, namaku Keyla salah satu Mahasiswi di Institut Seni Indonesia, salah satu Universitas tentang kesenian. Aku mengambil fakultas seni lukis karena pada dasarnya itulah salah satu keahlianku yaitu melukis.
            Setiap hari bahkan setiap waktu aku jalani dengan berjuta senyum yang aku pancarkan dari wajah ini, senyum yang mampu membuat mereka disekitarku bahagia. Mereka menganggap akulah sang gadis senyuman, tanpa mereka sadari bahwa ini hanyalah senyum palsu karena aku hanya ingin menghibur diriku sendiri yang sebenarnya menyimpan kepedihan dalam jiwa ini. Mereka tak perlu tau akan masalahku, akan sebuah trauma yang pernah aku alami. Pernah suatu ketika trauma ini muncul ketika salah satu kawanku yang bernama Kevin berniat untuk merayakan ulang tahunku disuatu pantai yang begitu indah, mungkin semua orang akan merasa senang tapi tidak untukku. Ketika itu dia membawaku disebuah pantai dengan mata tertutup. Saat penutup mata ini terbuka aku melihat teman-temanku disana tapi apa yang terjadi? Aku langsung pergi meninggalkan tempat itu. Dan keesokan harinya Kevin meminta maaf padaku dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
“ Key, kenapa tadi malem kamu pergi gitu aja? Apa yang sebenarnya terjadi?” Tanya Kevin.
“ Aku minta maaf tadi melem pergi gitu aja. Sebenarnya aku trauma dengan uang namanya ulang tahun dan pantai.”
“ Memangnya kenapa, bukankah pantai dan hari ulang tahunmu adalah suatu tempat dan hari yang indah?” Jawab Kevin dengan penuh keheranan,
“ Apa kamu lupa dengan Alfa?”
“ Alfa? Bukankah itu kekasihmu yang telah meninggal?”
“ Iya, dia memang kekasihku yang telah meninggal tapi lebih tepatnya dia kini telah berada di alam keabadian. Dulu dia meninggal tepat dihari ulang tahunku, ketika itu dia jatuh dari kapal ketika kami merayakan ulang tahunku disebuah kapal yang berada ditengah lautan. Itulah sebabnya aku benci dengan ulang tahun, hari dimana aku kehilangan seorang kekasih yang aku cintai.”
“ Maafkan aku Keyla, aku benar-benar lupa akan hal itu.”
“ Sudahlah lupakan saja, mungkin memang aku yang terlalu berlebihan, aku belum bisa mengiklaskan kepergiannya.”
“ Inilah hidup kawan, terkadang kita memang tak dapat berbohong akan suatu perasaan dan aku yakin kau adalah perempuan yang kuat buktinya kau selalu terseyum untuk menutupi semua ini.”
“ Karena hanya itu yang dapat aku lakukan sekarang ini.”
“ Aku kagum denganmu kawan, berusalah melawan trauma itu karena tak selamanya kamu akan hidup atas nama trauma.”
“ Makasih Kevin.”
“ Iya sama-sama.”
            Setelah Kevin meminta maaf padaku, saat itu juga aku mulai menyadari bahawa aku telah mengecewakan orang-orang disekitarku hanya karena trauma ini. Tuhan, ada apa dengan diriku? Trauma ini tak bisa hilang walau hanya sekejap saja. Aku telah kehilangan dan aku benci dengan hari itu, hari ulang tahun yang seharusnya aku bahagia di hari itu tapi tidak untuk sekarang. Maafkan aku kawan bukan aku tak menghargaimu atas semua perayaan yang telah kau rancang hanya utukku tapi satu hal yang harus kalian tau tentang sebuah trauma yang masih menyelimutiku. Tapi aku ingat dengan perkataan Kevin bahwa aku harus melawan trauma ini dan sekarang waktunya untuk hari ini, waktunya untuk pencarian jati diri yang sempat tertunda akan trauma ini.
            Sejengkal cahaya jingga datang dari ufuk timur, datang dengan penuh sinar untuk membangunkanku dari tidurku semalam. Bulan telah berganti mentari, malam telah berlalu. Pagi-pagi sekali ku harus pergi ke kampus, iya aku harus belajar tuk gapai angan dan impianku. Hari ini salah satu dosenku memberikan tugas untuk kami, yaitu melukis sosok pahlawan di negeri ini, negeriku Indonesia. Dosen memberiku waktu untuk menyelesaikannya selama satu minggu.
            Aku mulai menggoreskan pensil ini di atas kanvas putih untuk membentuk sketsa. Garis demi garis ku gambar membentuk raut wajah ini. Mata sipit, hidung mancung, alis tebal nampak terlihat. Garis-garis panjang ku gambar membentuk rambut-rambut hitam di atas kepala sang pahlawan. Sungguh indah kupandang. Tapi, siapa yang ku gambar ini? Pahlawan apa ini? Aku tak mengenal pahlawan ini. Kupandang lagi dan lagi.
“Ya Tuhan!”
Apa-apaan ini?! Kenapa harus muncul gambar ini? Kenapa? Kenapa aku harus menggambar ini? Kenapa Ya Tuhan? Kenapa?! Kenapa wajah tampan milik Alfa yang harus ku gambar? Kenapa muncul gambar Alfa di atas kanvas ku? Siapa yang menggambarnya? Kenapa harus gambar Alfa yang aku gambar?
Aku benar-benar tak menyangka akan sosok Alfa yang harus hadir dalam lukisanku ini. Akhirnya aku mulai lelah dan berfikir untuk melanjutkan ini besok. Lalu akupun beristirahat dan tidur untuk memulihkan tenagaku. Saat tubuh ini tidur dengan raga yang telah lelah, jiwa ini pergi ke suatu alam dalam tidurku yaitu alam mimpi. Disana aku bertemu dengan sosok yang pernah hadir dalam hidupku dulu yaitu Alfa. Sungguh, aku sangat bahagia saat bertemu dengan dirinya tapi mengapa mataku meneteskan air mata kerinduan kala kutatap matanya dan bibir ini terbungkam tak dapat berkata apapun karena aku sangat merindukannya kehadirannya. Disaat itu pula ia berkata padaku bahwa ia tak ingin melihatku larut dalam kesedihan ini.
“ Kekasihku Keyla yang terhanyut dalam kesedihan hati, aku tak ingin melihatmu bersedih karena kepergianku. Aku tau kau bukanlah wanita yang lemah dan rapuh, kau adalah wanita yang kuat dan tak mudah putus asa. Keyla, ikhlaskan kepergianku ini, aku telah bahagia disini, aku tak ingin melihatmu bersedih. Kau harus berjuang demi masa depanmu, demi segala angan dan impian yang telah kau inginkan selama ini. Bersemangatlah duhai kekasihku, cintaku akan selalu singgah dihatimu.”
Lalu akupun terbangun dan pergi dari alam mimpiku. Tuhan, mengapa kau hanya hadirkan Alfa dalam alam mimpiku? Mengapa kau tak hadirkan dirinya dalam alam nyata ini?

No comments: